Rabu, 27 Mei 2009

rasa ingin tahu

usia dini dikatakan sebagai golden age, otak anak seperti spon, informasi apa saja diserap dengan mudah oleh balita kita, tidak heran walau hanya sekilas-sekilas saja apa yang mereka dengar dan lihat di TV gampang banget mereka tirukan.
diusia emas ini rasa tahu mereka sangat besar buat Ananda yang sudah bisa "ngoceh" biasanya mendadak mereka berprofesi "wartawan" apa saja ditanyakan pada ortunya. buat kita para orangtua musti punya kiat dan cara yang bijak untuk menghadapi wartawan kecil kita yang kadang-kadang pertanyaannya "mengejutkan".
selain bertanya aksinya itu lho kalo kita tidak pantau bisa-bisa kita kecolongan, pernah suatu saat anak saya Fahry (juli besok baru masuk 3th) ketika saya ajak ke masjid yang berjarak tiga blok dari rumah, saat shalat berjamaah belum usai tanpa sepengetahuan saya (lha wong lagi shalat) dia dengan inisiatif sendiri pulang jalan kaki, padahal kita berangkat ke masjid naik motor.
tapi begitulah anak-anak rasa ingi tahu dengan penuh kejutan memberikan pelajaran dari pengalaman yang mereka rasakan. sebagai orangtua hari ini yang perlu dikerjakan adalah mendampingi dan memberi perhatian yang berkualitas, tanpa banyak larangan yang anak-anak kita belum ngerti maksudnya

Selasa, 26 Mei 2009

joyfull learning merupakan dasar pola belajar yang diterapkan, jadi belajar tidak harus serius-serius amat. dengan cara yang menyenangkan siswa belajar apapun. ibarat sebuah gelas siswa yang senang dalam posisi gelas terbuka dan siap belajar apapun.
tapi kalo siswa tegang, srius bahkan takut maka seperti gelas telungkup, walapun kosong tak sedikitpun air yang dituangkan dapat masuk.

pertama di Purwokerto

Chalita Int'l Preschool adalah sekolah alam pertama di Purwokerto, sekolah yang berikhtiar meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak usia dini dengan wawasan internasional. Konsep pendidikan multiapproaching memberikan stimulan pengembangan multiple intelligence setiap anakdi sekolah.
Chalita Int'l Preschool menerapkan kurikulum berbasis terapi, khususnya bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Pola yang digunakan pada sekolah inklusi memberikan kontribusi nilai-nilai egalitarian yang sesungguhnya bagi peserta didik